Bangga atau Menyesal ?

21.37 Posted In Edit This 0 Comments »
Baru-baru ini sudah marak di kabarkan tentang seorang balita yang mempunyai kebiasaan merokok dan berkata cabul. Konon, video tentang balita tersebut yang sedang merokok dan berkata cabulpun sudah beredar. Tragis, balita pun sudah memiliki moral seperti itu. Bagaimana kelak kalau sudah dewasa ? (si balita pernah bilang kalau sudah besar ingin jadi pencuri). Mengetahui hal ini, apa reaksi orang tuanya?

Ternyata, orang tua balita tersebut tidak khawatir. Karena menurut ceritanya, sang anak telah merokok sejak umur 2 tahun. Sebelum balita tersebut merokok, sang ibu pernah bermimpi bahwa neneknya datang kepadanya dan menyuruh agar sang ibu memberi anaknya rokok. Dan keesokan harinya, sang anak tidak mau makan sama sekali. Tapi sang anak hanya meminta rokok saja. Dan saat itulah, kebiasaan buruk itu dimulai. (dikira sang ibu wangsit kali ya ?)

Komnas perlindungan anakpun bertindak mengetahui kejadian ini. Tapi bagaimana kira-kira tindakan yang akan dilakukan oleh sang orang tua? Menyesal dan berusaha memberikan lingkungan yang kondusif bagi sang anak ataukah bangga dan membiarkan sang anak terus melakukan hal buruk tersebut?

Sesungguhnya, kepribadian seseorang itu dipengaruhi oleh lingkungan (agen sosialisasi). Dapat pula dikatakan, bahwa factor lingkungan (yang rata-rata orangnya suka merokok dan berkata cabul) adalah factor yang mempengaruhi balita tersebut. Dalam sosialisasi, terdapat 3 tahapan. Yaitu, play stage, game stage, dan generalized others. Dan balita ini dalam tahapan play stage. Dimana sang balita meniru peran orang lain di sekitarnya akan tetapi belum memahami jelas isi peran tersebut. Jadi, kemungkinan untuk merubah balita itu untuk tidak merokok dan berkata cabul masih ada. Dengan memindahkan balita ke lingkungan yang lebih baik. Dimana orang-orang yang ada di lingkungan tersebut memiliki moral yang baik untuk membangun kepribadian sang balita kelak.  


0 komentar: