Menjaga

21.10 Posted In Edit This 0 Comments »
“kakak janji ngga bakalan ninggalin kamu”
“janji?”
“iya” angguknya meyakinkan.

Beberapa tahun kemudian.

“ma, Rangga berangkat kuliah dulu ya”
“hati-hati sayang” sahut mamanya.
Rangga sudah tidak mendengar lagi suara mamanya. Dia sangat terburu-buru karena 15 menit lagi jam kuliahnya akan di mulai. Dia pun memilih gang sempit untuk mempercepat waktu yang di butuhkan untuk perjalanan ke kampusnya. Biasanya waktu yang diperlukan sekitar 25 menit apabila melewati jalan raya. Belum lagi kalau jalan sedang macet. Waktu yang diperlukanpun bertambah lama.

Sesamapainya di kampus dia langsung memarkir sepeda motornya. 3 menit lagi kuliah akan dimulai. Dia tidak mau terlambat karena dosennya adalah dosen terkiller di kampus tersebut, menurut para mahasiswa. Tepat, ketika memasuki kelas ternyata kuliah belum dimulai.

10 menit, 15 menit, 30 menit, tapi kuliah tidak kunjung di mulai. Ternyata, pak Samsudin, dosen killer tersebut sedang ada halangan sehingga tidak bisa mengisi kelas kali ini. Jam kuliah diganti ke esokan harinya.

Karena bosan, Ranggapun mengeluarkan handphonenya. Dia mulai login ke aplikasi chating yang sedang di gandrunginya. Belakangan ini dia juga sangat senang karena baru saja mendapatkan teman baru. Menurut feeling dia, gadis itu sangat baik dan lembut. Walaupun dia belum tahu bagaimana paras dari gadis itu, tetapi ia merasa ada hal aneh di dalam hatinya. Perasaan selalu nyaman apabila sedang mengobrol dengannya.

rgga : hai angl. Lgi ngpain ?
angl : hai jga rgga. Lg nyntai ja nie.
rgga : ouw. Ud mkn blum ?
angl : ud ko. Rgga ndri ? oy, lgi dmna ? ngga kul ?
rgga : blum. Al’y td bru2 brngkt kul tkut tlat.
angl : bngun ksiangan iia ?
rgga : haha, ia. Tau aj angl.
angl : taulaah. Angl gtu loh.
rgga : bete bngt nie.
angl : knpa ? lgi rbut ma cew’y ?
rgga : ah, ngga ko.
angl : trus ?
rgga : pyah nie dosen. Pdhl gue kan ud bru2 brngkt. Tau2 dosen’y ngga dtng.
angl : haha, sabar bung.
rgga : iia deh. Gue kan orng’y emng pnybar.
angl : ykin ?
rgga : iia lah. Ngga pcya ?
angl : hm, mrgukan. Haha. Jst kddng.
rgga : ah elu angl, bsa aj.
angl : rgga, angl off dlu iia.
rgga : yah, mau kmana ?
angl : gru prvt’y angl ud dtng.
rgga : wah waah, rjin amat.
angl : iya dong. Ud dlu ya. Bye.
rgga : bye.

“aah, bentar banget ngobrolnya”rutuk rangga dalam hati. “mending gue pulang aja ah. Ntar malem baru hang out bareng temen-temen. Males gue kalo uda gini”lanjutnya.

Lalu Ranggapun pulang. Sampai di rumah, tidak ada seorangpun yang ia temui kecuali pembantunya. “bibi?”panggil Rangga. Walaupun lama ia menunggu jawaban, ternyata tak ada jawaban dari pembantunya tersebut. Karena takut terjadi apa-apa, Ranggapun mencari bi Iyah, pembantunya.

“nyari apa bi ?”
“eh, Den Rangga”.sahutnya agak terkejut. “ini loh Den, bibi lagi nyari keranjang baju kotor yang dari rotan. Soalnya keranjang bajunya nyonya sudah rusak”lanjunya.
“oh, Rangga bantuin ya bi”kata Rangga menawarkan.
“ah, ngga usah Den. Ntar Aden bajunya kotor semua”bibi melarang.
“ngga papa bi”Rangga ngotot.
“ya sudah kalau den Rangga tetap aja ngotot bantuin”kata bibi akhirnya pasrah. “oya, den Rangga ngga kuliah hari ini?”
“kuliah ko bi. Tapi dosennya ngga ada. Daripada nganggur di kampus ngga jelas ya mending Rangga pulang”jelas Rangga.

Tak lama kemudian terdengar bunyi telepon. Bibi bergegas keluar dari gudang untuk mengangkat telepon. Rangga yang sedang mencari kerangjang baju tiba-tiba terpaku oleh tumpukan foto yang berserakan di lantai gudang. Di bersihkannya foto itu. Setelah melihat foto itu, tanpa terasa dia menangis. Kenangan masa lalunya selalu menghantuinya setiap ia melihat sosok yang ada di foto tersebut.

Rangga segera menghapus air matanya ketika terdengar suara bi Iyah tergopoh-gopoh masuk ke gudang. “sudah ketemu den, keranjangnya?”Tanya bi Iyah. Rangga tidak menjawab karena takut bi Iyah tau kalau dia habis menangis apabila bi Iyah mendengar suaranya sekarang. Lalu ranggapun menyerobot keluar dari gudang tanpa memperhatikan bi Iyah yang terheran-heran melihat tingkah anak juragannya tersebut.

Di kamarnya Rangga menangis lagi. Dia rindu, dan menyesal karena ia tidak bisa menjaganya hingga ia harus kehilangan sosok yang ada di dalam foto tersebut. Karena kelelahan menangis, tanpa terasa Rangga tertidur pulas di lantai.

Tanpa terasa, tahun ini Ranga telah selesai menyelesaikan studinya. Dia mendapat beasiswa untuk melanjutkan S1nya ke Belanda. Betapa bahagianya mamanya karena anaknya bisa melanjutkan pendidikannya di luar negeri. Dia selalu berharap rangga bisa menjadi seperti apa yang di harapkan oleh papanya. Tapi Rangga belum memutuskan apakah dia akan mengambil beasiswa tersebut atau tidak.

angl : ko bru ol ?
rgga : iya nih, soal’y tdi kcpean hbs wsda.
angl : cngrtltion’s ya 
rgga : thks ;)
angl : urwc.
rgga : ko blm tdur ?
angl : blm ngntk ah.
rgga : mw d tmnin ngbrl ngga ?
angl : bleh.
rgga : oy angl, gue bleh tny ngga ?
angl : bleh. Apaan ?
rgga : knp c, lu ngga mau ngsh foto lu k gue ? tkut gue santet iia ?
angl : haha, iya.
rgga : jngn ngco ah. Ngga mngkn kli gue nyntet lu.
angl : iia iia. Lgian angl kn cm bcnda.
rgga : so, alsnny ?
angl : iia angl ngga PD ja klo ngsh foto k orng lain. Soal’y angl kan jlek.
rgga : tp tnggpn orng kan beda2 ?
angl : ttp aj angl ngga PD. Ntr klo Rgga tau angl, jngn2 ngga mau tmnan lg.
rgga gue ngga kya gtu kli angl. Klo gue cri tmn tuh ngga liat gmn orng’y.
angl : trus ?
rgga : iia hati’y lah.  . ud mlem. Tdur sna.
angl : oke. Lgian angl jga ud mlai ngntuk. Rgga ngga tdur ?
rgga : klo gue sih tiap ngbrl ma angl ngga pnh ngntk. Haha.
angl : rgga bsa aj.
rgga : nce dream ya.
angl : nce dream too.bye.
rgga : bye angl.

Angel sudah offline. Ranggapun telah keluar dari aplikasi chatting tersebut. Sejenak dia berpikir. Sudah lama, sekitar 8 bulan yang lalu dia kenal dengan angel. Dia merasa bahwa angel begitu familiar dengannya. Tapi perasaan lain menyusup, bagaimana dia bisa merasa bahwa ia pernah kenal dengan angel ? nama aslinyapun dia tidak tahu. Dia cukup memanggil angel atau angl, nick name dia. Angelpun sama sekali tidak pernah mengungkapkan identitasnya kepada Rangga. Ketika rangga akan memberitahu angel, tentang siapa dia dan alamat rumahnya, angel mengatakan bahwa itu semua tidak penting.

Berkali-kali Rangga mengajak angel bertemu, tapi angel selalu menolaknya. Berbagai alasan dia kemukakan kepada Rangga. Akhirnyapun Rangga menyerah. Karena untuk webcam saja angel sudah menolaknya.

Beberapa bulan kemudian, Rangga mengatakan kepada angel bahwa dia suka dengan angel. Angelpun menerimanya. Angel berpikir bahwa Rangga cinta dengannya secara tulus. Karena walaupun Rangga belum mengetahui bagaimana keadaan dia yang sesungguhnya, tapi mereka sudah merasakan getaran-getaran itu. Dimana mereka selalu nyaman apabila sedang mengobrol bersama walaupun hanya lewat dunia maya. Ranggapun tidak pernah mendesaknya lagi untuk mengungkapkan jati dirinya yang sebenarnya.

rgga : please angl, untuk sekali ini aja, qt ktmuan.
angl : sorry rgga, tp angl ngga bsa.
rgga : bhkn untuk skli aj ?
angl : angl kan ud berulng kli blng, klo angl ngga mau ktmuan.
rgga : mskpun ak bkal prgi jauh ?
angl : ap mksd rgga ?
rgga : angl, mnggu dpan ak akn brngkt k belanda.
angl : belanda ?
rgga : iya. Ak dpt beasiswa buad nglnjtin S1 d sna.
angl : oh.
rgga : kmu ttp ngga mau ktmuan ma ak ?
angl : ak pkir2 dku iia. Nnti ak sms kmu klo ak ud ptsin.
rgga : iya. Ud bljar ?
angl : blum.
rgga : y ud, bljr dlu sna.
angl : hu um.
rgga : bye.
angl : bye 
rgga : lve u. 
angl : lve u too. 

Rangga terjaga ketika handphone di mejanya bergetar. Satu sms di terima. “dari siapa ya ? malem-malem gini ko sms” batin Rangga. Dia langsung terlonjak kala mengetahui bahwa sms itu dari angel. Langsung di bukanya sms tersebut. Ok, qt ktmu bsk sre d tmn kota. Tp jnji ya, km ngga akn kgt klo liat ak. Slm syg, angel. Rangga senang bukan main. Harapannya untuk bertemu angel sebelum ia berangkat ke Belanda terkabul sudah. Dia segera tidur lagi berharap hari segera pagi.

Pagipun tiba. Hari ini Rangga tidak ada jam kuliah. Dia menyiapkan apa yang kira-kira akan dia lakukan ketika bertemu dengan angel, orang yang ia cintai padahal ia sama sekali belum mengetahui segala tentang angel.

Jam telah menunjukkan pukul 15.00. Rangga sudah sampai di taman kota. Jantungnya berdetak begitu cepatnya. Hingga dia merasa orang lain bisa mendengar detak jantungnya. Lalu dia menarik nafas panjang-panjang dan menghembuskannya perlahan. Agar tidak terlihat terlalu gugup ketika bertemu dengan angel.

Rangga mengamati keadaan sekitar taman. Sepi. Tidak ada siapa-siapa di sana, kecuali, seorang gadis yang sedang melamun di atas kursi rodanya. Dia tidak bisa melihat wajah gadis tersebut karena dia berada di belakang gadis tersebut. Lalu dia duduk di bangku kosong yang ada di taman. Dia tidak menggangu gadis tersebut karena mungkin saja gadis itu juga melakukan hal sama dengan dirinya. Yaitu menunggu seseorang.

Setengah jam berlalu, tapi Rangga tidak melihat kehadiran angel. Karena bosan menunggu dan berdiam diri, akhirnya Rangga menghampiri gadis yang duduk di atas kursi roda tadi. gadis tersebut yang tidak mengetahui kehadiran Rangga agak terkejut ketika Rangga menyapanya.

“hai”sapa Rangga.
Gadis itu tidak menjawab. Dia hanya diam, lalu tersenyum kepada Rangga. Tiba-tiba saja bayangan masa lalu Rangga hadir kembali. Senyuman itu, raut wajah itu, dan sorot wajah itu sama dengan dia. Dia yang sangat Rangga sayangi tetapi akhirnya meninggalkan Rangga karena Rangga tidak bisa menjaganya dengan baik.

“kamu kenapa ?”tanyanya.
“ah, m tidak apa-apa ko”jawab Rangga gugub.
“oh”
“kamu sedang apa disini ?”Tanya Rangga.
“menunggu seseorang. Tapi sepertinya dia tidak akan datang” jelasnya sambil melihat jam tangannya.

Jantung Rangga terasa seperti berhenti berdetak. Gelang yang di pakai gadis itu juga sama seperti yang Rangga berikan kepada dia.

“kamu dapat gelang itu darimana ?”Tanya Rangga nanar.
“oh, gelang ini? Ini adalah gelang yang di berikan oleh kakakku dulu. Duluu banget sebelum akhirnya kami berpisah. Hanya ini satu-satunya kenangan yang kupunya setelah perpisahan itu”kata gadis itu sambil tersenyum sedih.
“apa nama kamu Radina Rani Wiguna?” Tanya Rangga pelan-pelan.
“darimana kamu tau?”Tanya gadis itu kaget.
“jadi benar kamu radina?”teriak Rangga tidak percaya sambil memeluk gadis itu.
“hei. Lepasin. Apa-apaan sih kamu ? aku ngga kenal kamu. Jadi kamu jangan macem-macem sama aku?”berontak gadis itu.
“ini aku Dina, Adit kakak kamu”kata Rangga meyakinkan gadis bernama Dina tersebut.

Gadis itu, Dina terkejut mendengar apa yang dia dengar. Dia seolah tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Ternyata lelaki yang ada di hadapannya, yang memeluknya bahagia dan menangis bersamanya adalah kakaknya, Adit.

Rangga, yang Dina kenal beberapa bulan yang lalu dan telah menjadi kekasih dunia mayanya ternyata adalah kakak kandungnya. Dia tidak mengenalinya karena telah lama tidak pernah bertemu dan tau kabar kakaknya tersebut. Selain itu, kakaknya dahulu yang sering ia panggil kak Adit telah mengubah nama panggilannya menjadi Rangga. Rangga sendiri memutuskan mengubah nama panggilannya karena dia tidak ingin terus larut dalam kesedihannya.

Raditya Rangga Wiguna dan Radina Rani Wiguna adalah kakak beradik. Dina, sang adik akhirnya cacat dan harus seumur hidup duduk di atas kursi roda, setelah mengalami kecelakaan ketika sedang digonceng oleh Rangga yang baru saja bisa mengendarai sepeda barunya.

Setelah kecelakaan itu, mamanya menitipkan Dina di suatu tempat dan dia membawa Rangga. Dia sengaja berbuat hal itu karena tidak mau Rangga menyalahkan dirinya sendiri karena telah menyebabkan adiknya cacat. Dia mengarang cerita bahwa Dina telah meninggal ketika kecelakaan tersebut. Sedangkan pengasuh Dina di suruh oleh mamanya Dina untuk mengarang cerita bahwa kakaknya Adit/Rangga telah meninggal dan akhirnya mamanya bunuh diri karena hal tidak sanggup menanggung semua itu.

Selama belasan tahun mama dan pengasuh Dina hidup dengan segala kebohongan yang telah mereka ciptakan. Sehingga kedua kakak adik ini tidak dapat berjumpa. Setelah pertemuan tersebut, barulah mamanya mengakui semuanya kepada mereka berdua. Mamanya meminta maaf kepada mereka.

Hari keberangkatan Rangga telah tiba. Rangga memutuskan untuk mengajak Dina ikut ke Belanda dengannya. Dia ingin Dina berobat disana. Dia telah berjanji, bahwa kemanapun dia pergi, dia akan selalu dengan Dina. Akan selalu menjaga dan melindunginya. Dia tidak mau kehilangan adik yang sangat di sayanginya untuk yang kedua kalinya.

0 komentar: