Ternyata

21.38 Posted In Edit This 0 Comments »
Hari jum’at, 2 april 2010 aku sengaja bangun lebih pagi. Karena hari ini aku punya schedule mau pergi ke rumah ibu guru pembimbing lomba untuk belajar bersama 2 kakak kelasku yang akan menjadi anggota timku besok.

Rencana awalnya pak Andrik, official yang akan menyertai kami waktu lomba akan ikut kami. Karena kami juga belum tahu rumah ibu guru Nur Yanah, ibu guru yang akan membimbing kami nanti. Jadi, hanya pak Andriklah satu-satunya orang yang berguna sebagai penunjuk jalan.

Ah, tapi semua tidak berjalan sesuai rencana. Pak Andrik tidak bisa mengantar kami. Entah apa alasannya. Akhirnya, kamipun berangkat mencari rumah bu Nur Yanah tanpa pak Andrik dengan hanya membawa petunjuk yang sangat minim.

Berputar-putar perumahan sudah kami lakukan selama hampir setengah jam. Tapi rumah bu Nur Yanah tak kunjung kami temui. Dengan terpaksa, aku bertanya kepada orang yang tinggal disekitar situ. Dan celaka, orang inipun tidak tahu alamat yang kami tanyakan. Karena hanya berupa nomor rumah saja. Tanpa alamat detail.

Karena kami sudah lelah mencari, akhirnya kami mengcontack pak Andrik dan Bu Nur Yanah. Dan yang isa kami lakukan saat itu hanyalah menunggu. Setengah jam berlalu, tidak ada satupunbalasan sms dari orang-orang yang kami hubungi tadi. Mau menelpon, tapi tak seorangpun diantara kami yang memiliki pulsa. Kalau aku, jelas tidak punya pulsa. Handphone aja tidak ada.. (hihihii)

Dan kini kami mengambil keputusan lagi. Kami akan pulang dan berencana kembali mencari rumah Bu Nur Yanah nanti, jam 1 siang karena salah satu diantara kami harus pulang untuk melaksanakan sholat jum’at dulu. (yang pasti bukan aku, aku kan cewe).

Sampai di rumah, sedikit menjengkelkan. Rumah sepi, pasti keluar semua orang rumah. Sialnya aku tidak membawa kunci duplikat pintu depan. Jadi, aku harus berbesar hati lagi untuk ya sekali lagi, menunggu. Setelah setengah jam menunggu dan orang-orang rumah tak kunjung datang, akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke warnet. Sial sial sial, warnetnya tutup. Terpaksa lagi, aku harus pulang dan menunggu lagi. Hum, hari ini sepertinya scheduleku ganti title. Dari belajar menjadi menunggu. Ckck. Bagus banget titlenya. Sudah jam sebelas lebih, tiba-tiba terlihat kepala mengintip lewat jendela dari dalam rumah. Dan Astagaa, ternyata ada satu orang di rumah. Kenapa aku teriak-teriak memanggil tapi om tidak mendengar sehingga aku mengira orang serumah pergi? Jelaslah om tidak mendengar, om kan masih tidur”kata om. Ya Ampuuuun, tobat tobaaaat. Bener-bener. Dan tak lama kemudian pun tante dan mba Ima datang.

Yah, tapi setelah aku pikir-pikir, memang sih ada hikmahnya juga. Sepertinya hari ini aku mendapatkan pelajaran berharga. Yaitu belajar bersabar. Memang semua kejadian pasti ada pelajarannya. Karena kehidupan sebenarnya adalah tutorial manusia yang paling bijaksana. Maka dari itu, berharga sekali kalau kita bisa belajar dari hidup. Rezeki perlu dinikmati, tetapi musibah ataupun kesalahan bukan untuk disesali, tapi untuk direnungi dan di pelajari. Karena di balik semua itu pasti ada pelajaran yang sangat bermanfaat bagi kita semua..

0 komentar: