Kena Marah

05.59 Edit This 0 Comments »

Tanggal 5 april 2010. malam-malam, selesai onlen aku bercerita dengan mba ima. Walaupun sudah larut malam (jam 00.55 sudah masuk pagi deng) tapi tidak mengurungkan niat kami untuk saling berbagi cerita.

Tanpa terasa, jam telah menunjukkan pukul 2 pagi. Wah, kalau bercerita waktu terasa sangat cepat sekali. Tiba-tiba terdegar suara mobil memasuki halaman depan. Om dan Tante pulang. Melihat kami belum tidur, om bertanya. Aku menjawab sekenanya saja. Lah, parah. Jawaban ngacoku mendapat respon dari om. Maka tak lama kemudian, terdengarlah suara om sedang memarahiku.

Bukan hanya gara-gara suka begadang. Om juga memarahiku karena onlen sampai larut malam. Ampun om, kataku. Tapi Cuma dari dlam hati saja. Mana berani aku menjawab kalau om sedang marah. Bisa-bisa sampai khultum subuhpun omku akan masii tetap memarahiku.

Ah, heran juga. Kenapa sii aku jadi bandel kaya begini? (udah dari dulu sii). Pengen berubah susah amat. Jadi seperti mustahil. Kaya mindahin gunung gitu deh. Ngga mungkin banget kan ?

Tobaat, aku harus bisa berubah. Pantesan aku di anggap masi kecil terus. Kelakuanku aja seperti anak kecil. Ya begini, bandel. Aku harus berubah, harus. Karena aku ngga mungkin akan selamanya hidup seperti ini. 



0 komentar: