Masii Aja Ada Orang Sirik

06.02 Edit This 0 Comments »

Wah waah, ngga nyangka ada juga orang yang sirik sama cewe jelek seperti aku. Ckck, konyol. Apa sii yang dia sirikki ? Kaya, jelas dia yang lebih kaya. Cantik, apalagi. Emang dasar manusia, isinya ngga puas saja.

Jadi ngga enak sendiri aku sama dia. Setiap saat di sekola pasti dia sangat memperhatikanku. Apalagi kalau terlihat aku melakukan sedikit saja kesalahan, bisa menjadi celah untuk dia menjatuhkanku. Ada-ada saja. Aku hargai usahanya. Yah, walaupun itu sama sekali tidak memberikan hasil. Pantang menyerah dia.

Heran, ternyata dia mengakui kalau aku pintar. (kalau aku sii masii merasa bodo. Makanya sekola). Tapi kenapa ya, ko dia bilang kalau aku sok pinter? Haduh, plinplan banget itu cewe. Moga ajaa, dia baca artikelku ini dan merasa. Ngga punya malu banget.

Tapi satu yang tidak akan berubah. Aku akan tetap menjadi diriku sendiri. kalau mau belajar ya saingan dong. Jangan kalau di ajak bersaing trus kalah ngambek fitnah orang seenak jidatnya sendiri. Apapun yang dia lakukan, aku pastikan tidak akan berhasil. Aku janji itu. Karena aku akan tetap menjaga amanat dari ibu guru yang telah mempercayaiku. Bahwa seoarng andien harus tetap menjadi andien. Bukan orang lain.

06.00 Edit This 0 Comments »



Kena Marah

05.59 Edit This 0 Comments »

Tanggal 5 april 2010. malam-malam, selesai onlen aku bercerita dengan mba ima. Walaupun sudah larut malam (jam 00.55 sudah masuk pagi deng) tapi tidak mengurungkan niat kami untuk saling berbagi cerita.

Tanpa terasa, jam telah menunjukkan pukul 2 pagi. Wah, kalau bercerita waktu terasa sangat cepat sekali. Tiba-tiba terdegar suara mobil memasuki halaman depan. Om dan Tante pulang. Melihat kami belum tidur, om bertanya. Aku menjawab sekenanya saja. Lah, parah. Jawaban ngacoku mendapat respon dari om. Maka tak lama kemudian, terdengarlah suara om sedang memarahiku.

Bukan hanya gara-gara suka begadang. Om juga memarahiku karena onlen sampai larut malam. Ampun om, kataku. Tapi Cuma dari dlam hati saja. Mana berani aku menjawab kalau om sedang marah. Bisa-bisa sampai khultum subuhpun omku akan masii tetap memarahiku.

Ah, heran juga. Kenapa sii aku jadi bandel kaya begini? (udah dari dulu sii). Pengen berubah susah amat. Jadi seperti mustahil. Kaya mindahin gunung gitu deh. Ngga mungkin banget kan ?

Tobaat, aku harus bisa berubah. Pantesan aku di anggap masi kecil terus. Kelakuanku aja seperti anak kecil. Ya begini, bandel. Aku harus berubah, harus. Karena aku ngga mungkin akan selamanya hidup seperti ini.